ASSALAMU'ALAIKUM Wr.Wb

Rabu, 04 Oktober 2017

Kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan


Bidang Kesehatan Pemerintahan Purwakarta



E-health

E-health adalah aplikasi internet atau teknologi lain yang berkaitan di industri pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses, efisiensi, efektivitas, dan kualitas dari proses medis dan bisnis, yang melibatkan organisasi pelayanan medis (rumah sakit atau klinik), praktisi medis (dokter atau terapis), laboratorium, apotek, asuransi, dan pasien sebagai konsumen.

System E-Health 

Aplikasi Perangkat Lunak E-Health Laboratorium Medis ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor), untuk database menggunakan MySQL. Alasannya, agar user tidak perlu lagi melakukan instalasi aplikasi sebelum menggunakannya. Untuk dapat menggunakan aplikasi ini, user hanya menyediakan perangkat koneksi. Perancangan sistemnya menggunakan system flow, work flow, DFD (Data Flow Diagram), CDM (Conceptual Data Model), dan PDM (Phsycal Data Model).
Secara sederhana sistem E-Health terdiri atas sejumlah “Stasiun Medis” yang satu sama lain dihubungkan dalam suatu jaringan (Network). Suatu stasiun medis sendiri dapat terdiri atas :

·         Komputer dengan perangkat lunak di dalamnya
·         Sebuah perangkat antar-muka pasien
·         Sejumlah instrument biomedika (tergantung keperluan)
·         Sebuah perangkat antar-muka pengguna (berikut alat input output yang digunakan)
·         Jaringan dan perangkat telekomunikasi yang tersedia.

Pada dasarnya setiap stasiun medis dapat berhubungan dengan stasiun medis lainnya 





Visi  Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Purwakarta

Purwakarta Sehat, Mandiri dan Berkarakter”

Misi Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Purwakarta 

v  Mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu, terjangkau oleh masyarakat.      
v  Mewujudkan upaya perlindungan masyarakat agar bebas dari masalah-masalah penyakit.
v  Mendorong untuk mewujudkan lingkungan sehat bagi masyarakat, dan
v  Mendorong untuk mewujudkan perilaku yang bersifat proaktif, mandiri untuk memelihara 
      kesehatan masyarakat.


Teknologi yang digunakan :
Salah satu teknologi selain E-healt dalam bidang kesehatan, ada lagi seperti Temperatur Sensor yg digunakan untuk mengukur suhu dalam badan.





Contoh Penerapan E-Health Pada Dunia Kesehatan :

Sistem Resep Elektronik
Merupakan sistem komputerisasi penulisan resep obat yang juga dikenal dengan E-Prescription, dimana pada sistem ini dokter menuliskan dan mengirimkan resep kepada bagian farmasi/apotek menggunakan media elektronik menggantikan tulisan tangan dan penggunaan media kertas.
Sistem ini dibuat untuk menghindari terjadinya ROM (Reaksi Obat Merugikan) yang biasa disebabkan oleh adanya kesalahan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang sebenarnya hal ini dapat dicegah apabila dilakukan dengan lebih teliti dan hati-hati.
Kesalahan tersebut dapat dibagi dalam 4 fase :

      Ø  Fase penulisan resep
      Ø  Fase pembacaan resep
      Ø  Fase penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek
      Ø  Fase penggunaan obat oleh pasien 

Produk yang di hasilkan E-health 

1. E-health menangani pendaftaran online dimana pasien dapat mengetahui  jadwal dokter pilihan mereka dan mendapat nomor antrian serta jam  pemeriksaan, sehingga pasien tidak perlu membuang banyak waktu untuk menunggu giliran konsultasi. Pendaftaran online mencakup pendaftaran konsultasi dengan dokter dan pendaftaran laboratorium.

2.  E-health mengirim medical record pasien, diagnosis dari dokter, tindakan medis yang perlu diambil oleh pasien, resep obat, dan hasil laboratorium, serta rekapitulasi biaya melaluiwebsite. Pasien hanya perlulogin dan mendapatkan seluruh informasi tersebut setelah pemeriksaan yang dilakukan.

3.  E-health memiliki hubungan dengan asuransi, sehingga proses pembayaran yang melibatkan asuransi dapat dilakukan dengan mudah.







Referensi :



Selasa, 19 September 2017

TEKNOLOGI SISTEM CERDAS

TEKNOLOGI SISTEM CERDAS

A.    Definisi Pengantar Teknologi Sistem Cerdas
       Kali ini saya akan coba membahas tentang Teknologi Sistem Cerdas. Pertama saya akan membahas dahulu apa itu teknologi? Secara umum, teknologi didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Tetapi ada juga definisi lain yakni teknologi sebagai sains terapan, khususnya para ilmuan dan insinyur. Dalam penggunaan ini, pengertian teknologi mengacu pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah di dunia nyata. Kemudian Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.


          Kecerdasan buatan (Artificial Intelligent, AI) telah menjadi wacana umum yang sangat penting dan banyak dijumpai. Kecerdasan Buatan atau Sistem cerdas atau Intelegensi Buatan atau Artificial Inteligence merupakan cabang terpenting dalam dunia komputer. Komputer tidah hanya alat untuk menghitung, tetapi diharapkan dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bias dikerjakan oleh manusia. Manusia mempunyai pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penalaran dengan baik, agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga harus dibekali pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar.

B.     Sejarah Teknologi  Sistem Cerdas
Sejarah penting pengembangan  bidang Kecerdasan Buatan :
No
Tahun
Deskripsi
1
1206
Robot humanoid pertama karya Al-Jazari
2
1796
Boneka penuang the dari jepang bernama Karakuri
3
1941
Komputer elektronik pertama
4
1949
Komputer dengan program tersimpan pertama
5
1956
Kelahiran dari Artificial Intelligence pada Dartmouth conference
6
1958
Bahasa LISP dibuat
7
1963
Penelitian intensif departemen pertahanan Amerika
8
1970
Sisem pakaer pertama diperkenalkan secara luas
9
1972
Bahasa Prolog diciptakan
10
1986
Perangkat berbasis AI dijual luas mencapai $425 juta
11
1994
AC berbasis Neuro fuzzy dijual
12
2010
Sistem kecerdasan buatan untuk Pesawat komersial BOEING 900-ER ramai digunakan
13
2011
Service Robot untuk restoran berhasil dibuat di Indonesia
14
2012
Sistem Pakar Troubleshooting Komputer berbasis Fuzzy dan Self Learning
15
2012
Sistem immune pada Deteksi spam diciptakan
                                                          
Dari tabel diatas merupakan ringkasan dari sejarah perkembangan sistem cerdas yang ada pada dunia, dan untuk perkembangan sistem cerdas di Indonesia sendiri seperti mulai menggunakannya komputer, adanya sistem KB, dan service robot untuk restoran dll.

C.  Contoh Penerapan Teknologi Sistem Cerdas di Kehidupan Sehari-hari
     Seiring dengan perkembangan teknologi sudah banyak penerapan aplikasi sistem cerdas di sekitar kita. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan sistem cerdas di sekitar kita :

  v  Ultrasonografi (USG)



Hasil dari USG yang tampil pada layar :


USG  merupakan salah satu contoh penggunaan sistem cerdas dalam bidang kesehatan. USG bekerja berdasarkan pantulan gelombang suara ultrasonik. Banyak digunakan untuk mendeteksi janin dalam kandungan. Alat ini bekerja dengan menerima input berupa suara yang lalu diolah menjadi sebuah informasi berupa visual. Alat ini cukup aman karena tidak menimbulkan radiasi seperti sinar-x yang biasanya digunakan untuk rontgen.

Keuntungan yang dapat diambil antara lain:
a)      Membantu dalam menghasilkan keputusan berupa analisa suatu penyakit.
b)      Membantu tugas yang tidak dapat dilakukan secara manual oleh manusia.
c)      Memudahkan untuk penyembuhan.

Kerugian yang dapat terjadi antara lain:
a)      Error yang terjadi saat pengambilan keputusan.
b)      Rule base yang harus sesuai dengan kondisi setiap pasien.
c)      Efek samping dari tindakan yang dilakukan oleh alat.


  v  Vending Machine


Vending Machine adalah mesin yang digunakan untuk mengeluarkan/menjual produk secara otomatis tanpa ada operator. Operator tidak perlu menunggu mesin, tetapi hanya bertugas untuk mengisi, memeriksa ketersediaan barang yang dijual dan memeriksa mesin. Saat ini vending machine mudah kita jumpai di negara-negara maju yang digunakan sebagai alat untuk menjual berbagai macam produk.

Cara kerja vending machine adalah dengan melakukan pembayaran (baik menggunakan uang ataupun sistem lainnya) kepada mesin kemudian memilih produk, setelah itu produk yang dipilih akan segera keluar.


KESIMPULAN  
Dari kedua contoh yang sudah dijelaskan, maka terbukti bila sistem cerdas sangat membantu manusia dalam memudahkan suatu pekerjaan dengan menggunakan robot atau alat yang dibuat sehingga dapat memiliki kecerdasaan serta ketelitian seperti manusia.

Dengan menggunakan sistem cerdas, manusia juga dapat menghemat waktu serta tenaga dalam melakukan suatu pekerjaan.

Hanya saja, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui serta belum mengerti cara penggunaannya. Seperti Vending Machine, masih banyak masyarakat awam yang tidak mengerti bagaimana cara menggunakannya karena masih kurangnya informasi/langkah-langkah dalam penggunaan alat tersebut.





Sumber :




Jumat, 16 Juni 2017

Service Level Agreement (SLA) dan operational-level agreement (OLA)

SLA dan OLA


v  SLA (Service Level Agreement)

Service-level agreement (SLA) adalah komitmen resmi yang berlaku antara penyedia layanan dan klien. Aspek khusus dari kualitas layanan, ketersediaan, tanggung jawab - disepakati antara penyedia layanan dan pengguna layanan. Komponen SLA yang paling umum adalah layanan harus diberikan kepada pelanggan sebagaimana disepakati dalam kontrak. Sebagai contoh, penyedia layanan Internet dan telkom biasanya menyertakan perjanjian tingkat layanan sesuai persyaratan kontrak mereka dengan pelanggan untuk menentukan tingkat layanan yang dijual dalam bahasa sederhana.

v  Service-level agreement (SLA) terdiri dari beberapa level yaitu :

§  SLA berbasis pelanggan: Kesepakatan dengan kelompok pelanggan individual, yang mencakup semua layanan yang mereka gunakan. Misalnya, SLA antara pemasok (IT service provider) dan departemen keuangan dari sebuah organisasi besar untuk layanan seperti sistem keuangan, sistem penggajian, sistem penagihan, sistem pengadaan / pembelian, dll.

§  SLA berbasis layanan: Kesepakatan untuk semua pelanggan yang menggunakan layanan yang dikirimkan oleh penyedia layanan. Sebagai contoh:
1.    Penyedia layanan bergerak menawarkan layanan rutin kepada semua pelanggan dan menawarkan perawatan tertentu sebagai bagian dari penawaran dengan pengisian universal.
2.   Sistem email untuk keseluruhan organisasi. Ada kemungkinan kesulitan yang timbul pada jenis SLA ini karena tingkat layanan yang ditawarkan dapat bervariasi untuk pelanggan yang berbeda (misalnya, staf kantor pusat mungkin menggunakan koneksi LAN berkecepatan tinggi sementara kantor lokal mungkin harus menggunakan jalur leased line yang lebih rendah) .

§  SLA multilevel: SLA dibagi ke dalam tingkat yang berbeda, masing-masing menangani beragam pelanggan untuk layanan yang sama, dalam SLA yang sama.
1.       SLA tingkat perusahaan: Meliputi semua manajemen tingkat layanan generik (sering disingkat SLM) yang sesuai untuk setiap pelanggan di seluruh organisasi. Isu-isu ini cenderung kurang stabil dan pembaruan (review SLA) kurang sering dibutuhkan.
2.       SLA tingkat pelanggan: mencakup semua masalah SLM yang relevan dengan kelompok pelanggan tertentu, terlepas dari layanan yang digunakan.
3.       SLA tingkat layanan: mencakup semua masalah SLM yang relevan dengan layanan spesifik, sehubungan dengan kelompok pelanggan khusus ini.

v  Service-level agreement dapat berisi banyak metrik kinerja layanan dengan sasaran tingkat layanan yang sesuai. Kasus umum dalam manajemen layanan TI adalah call center atau service desk. Metrik yang biasanya disepakati dalam kasus ini meliputi:

ü  Abandonment Rate: Persentase panggilan yang ditinggalkan sambil menunggu untuk dijawab.

ü  ASA (Average Speed to Answer): Waktu rata-rata (biasanya dalam hitungan detik) dibutuhkan panggilan yang harus dijawab oleh meja layanan.

ü  TSF (Time Service Factor): Persentase panggilan yang dijawab dalam jangka waktu yang pasti, misalnya 80% dalam 20 detik.

ü  FCR (First-Call Resolution): Persentase panggilan masuk yang dapat dipecahkan tanpa penggunaan panggilan balik atau tanpa pemanggil memanggil kembali helpdesk untuk menyelesaikan penyelesaian kasus ini.

ü  TAT (Turn-Around Time): Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tertentu.

ü  MTTR (Mean Time To Recover): Waktu yang dibutuhkan untuk pulih setelah outage of service.Uptime juga merupakan metrik umum, sering digunakan untuk layanan data seperti shared hosting, virtual private servers dan dedicated server. Kesepakatan umum mencakup persentase uptime jaringan, power uptime, jumlah jendela pemeliharaan terjadwal, dll.Banyak jalur SLAs untuk spesifikasi Infrastruktur Infrastruktur Teknologi Informasi saat diterapkan pada layanan TI.




 Mengapa diperlukan SLA?

Dari definisi SLA di atas, terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu pihak penyedia (supplier) dan pihak pelanggan (costumer). Tentunya keduanya memiliki harapan masing-masing yang bisa saja berbeda. Harapan pelanggan menginginkan produk/layanan tersedia dengan cepat, namun dari pihak penyedia memerlukan waktu proses untuk menyediakan produk/layanan yang dibutuhkan tersebut. Perbedaan harapan inilah yang perlu dikomunikasikan agar tidak terjadi konflik.
Di sinilah diperlukan SLA untuk menjembatani perbedaan harapan, mendefinisikan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pihak sekaligus menjadi alat ukur efektifitas penyediaan produk/layanan oleh supplier.




v  OLA (operational-level agreement)

operational-level agreement (OLA) mendefinisikan hubungan saling tergantung dalam mendukung Service-level agreement (SLA). Kesepakatan tersebut menggambarkan tanggung jawab masing-masing kelompok pendukung internal terhadap kelompok pendukung lainnya, termasuk proses dan kerangka waktu untuk penyampaian layanan mereka. Tujuan OLA adalah untuk menyajikan deskripsi dukungan internal dari penyedia layanan yang jelas, ringkas dan terukur.

OLA kadang diperluas ke frase lain tapi semuanya memiliki arti yang sama:
·         organisational-level agreement
·         operating-level agreement
·         operations-level agreement


v  PERBEDAAN SLA DAN OLA
1. Service Level Agreement berfokus pada bagian layanan dari perjanjian, seperti uptime layanan dan kinerja. Di sisi lain, Perjanjian Tingkat Operasional adalah kesepakatan sehubungan dengan pemeliharaan dan layanan lainnya.
2. Service Level Agreement pada dasarnya adalah kontrak antara penyedia layanan dan pelanggan. OLA adalah kesepakatan antara kelompok pendukung internal sebuah institusi yang mendukung
SLA.
3. Saat membandingkan kelompok sasaran, OLA memiliki kelompok sasaran lebih kecil daripada SLA.
4. Berbeda dengan OLA, SLA menghubungkan penyedia layanan ke pelanggan.
5. Perjanjian Tingkat Operasional lebih bersifat teknis daripada Service Level Agreement.


CONTOH KASUS :

sebuah perusahaan layanan internet Indihome memberikan SLA 98%, artinya Provider menjamin 98% internet berjalan dengan baik, dan 2% gangguan yang terjadi dianggap wajar apabila terjadi internet terputus, layanan ini terhitung dalam kurun waktu satu bulan.
Dalam 1 hari = 24 jam dan 1 bulan = 30 hari, kewajiban yang harus dibayar pelanggan misalnya Rp 2.000.000   
1 bulan = 30 hari x 24 jam 720 jam (Jumlah 720 jam adalah jumlah layanan 100%)
Jika SLA 98% maka 98% x 720 jam = 705,6 jam (Jumlah 705,6 jam adalah waktu yang dijamin oleh Provider internet berjalan dengan baik, sedangkan sisanya 14,4 jam apabila terjadi gangguan atau internet terputus masih dianggap wajar).
Apabila dalam kurun waktu satu bulan terjadi internet down selama 10 jam, maka SLA yang dijanjikan berarti terpenuhi, tetapi apabila internet terputus selama 50 jam dalam satu bulan, berarti sudah melebih dari 14,4 jam yang dianggap wajar.
Biasanya apabila SLA yang telah disepakati tidak terpenuhi, maka pelanggan mendapat pengurangan biaya yang dibebankan, cara menghitungnya sebagai berikut:
Misalkan Internet terputus selama 50 jam / 720 jam = 0,14 x 100 = 14%
Biaya bulanan internet = Rp 2.000.000 / 98 = Rp. 20.408
Rp.20.408 x 14  = Rp. 428.571 (Jumlah yang harus dikembalikan kepada pelanggan)
Jadi Rp. 2.000.000 – Rp. 428.571  = Rp. 1.571.429 (Jumlah yang dibayar oleh pelanggan)


KESIMPULAN KASUS :
Dengan adanya solusi kasus yang di atas, maka pelanggan dapat memahami hak layanan yang harus diterima, dan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi tingkat layanan yang telah disepakati. Terkadang jumlah pengembalian yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian pelanggan dari matinya internet, oleh karena itu pihak provider diharapkan dapat memenuhi setidaknya dari jumlah SLA yang dijanjikan.





DAFTAR PUSTAKA







Rezica Arighi Sutardi
15115856
           
Tugas Softskill :
Bp. Nugraha sulaeman

Minggu, 14 Mei 2017

Perbandingan Framework ITIL, COBIT dan eTOM


Membandingkan Framework  ITIL , COBIT dan eTOM pada Manajemen Layanan Sistem Informasi

Manajemen Layanan Sistem Informasi atau IT Service Management (ITSM)adalah istilah umum untuk menggambarkan pendekatan untuk merancang, menghasilkan, mengelola dan meningkatkan penggunaan teknologi informasi yang digunakan dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua proses, sumber daya manusia dan teknologi berada pada tempat/berjalan dengan benar sehingga organisasi dapat mencapai tujuan bisnisnya.

Adapun macam – macam Framework pada ITSM adalah :



1.      ITIL (Information Technology Infrastructure Library)
Merupakan sebuah konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi. ITIL menekankan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi dibagi menjadi 5 bagian :




·         Service Strategy.
Memberikan panduan kepada pengimpelemntasi bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan IT), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan.

·         Service Design.
Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri.

·         Service Transition.
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional.

·         Service Operation.
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya.

·          Continual Service Improvement.
     Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya.

2.      COBIT (Control Objective for Information and related Technology)
menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan IT. COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor. Cobit memiliki 4 cakupan proses :

v  Perencanaan dan organisasi (plan and organise).
v  Pengadaan dan implementasi (acquire and implement).
v  Pengantaran dan dukungan (deliver and support).
v  Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate).

Cobit Komponen :
Framework.
Process descriptions.
Control objectives.
Management guidelines.
Maturity models.


3.      Business Process Framework (eTOM)
Merupakan framework proses bisnis untuk penyedia layanan telekomunikasi. eTOM proses dibagi menjadi 3 yaitu :

Ø  Strategy, Infrastructure & product.
Menyediakan strategi serta infrastruktur yang akan digunakan untuk produk.
Ø  Operations.
Operasi pada proses bisnis.
Ø  Enterprise Management.
Management secara keseluruhan.





Perbandingan :

Masing -  masing framework atau kerangka kerja mempunyai jenis yang sama hanya saja konsep dalam pengembangan layanannya yang berbeda. Seperti halnya ITIL mempunyai 5 siklus hidup layanan. Perbedaan antara cobit dan ITIL, kalau cobit dia mengatur masalah objektif yang harus dicapai suatu organisasi sedangkan ITIL lebih kepada best practice tentang cara pengelolaan IT untuk mencapai objek organisasi. ITIL dan Cobit saling berhubungan soal layanan TI dan apabila dikaji lebih jauh ITIL bukan hanya sekedar delivery&support saja tapi kita petakan ke area cobit lainnya. Sedangkan pada ETOM adalah framework proses bisnis untuk penyedia layanan telekomunikasi saja. Diamana melayani proses  komunikasi dan lainnya.




Referensi :





Rezica Arighi Sutardi
15115856

Tugas Softskill :
Bp. Nugraha sulaeman

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More