Salah satu tren teknologi yang lagi menarik lainnya
ditahun ini adalah virtual reality atau biasa
disingkat VR. Virtual reality adalah sebuah teknologi
yang membuat pengguna atau user dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada
dalam dunia maya atau bukan keadaan sebenarnya dan disimulasikan
lewat komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut.
Di dalam bahasa Indonesia virtual reality dikenal dengan istilah realitas maya.
Kelebihan utama dari virtual reality ini adalah
pengalaman yang membuat user/pengguna merasakan sensasi dunia nyata dalam dunia
maya. Bahkan perkembangan teknologi virtual reality saat ini memungkinkan tidak
hanya indra penglihatan dan pendengaran saja yang bisa merasakan sensasi nyata
dari dunia maya dari virtual reality, namun juga indra yang lainnya.
Perkembangan Virtual Reality
Mengenai sejarah Virtual reality sebenarnya
bermula dari sebuah prototype dari visi yang dibangun oleh Morton Heilig pada
tahun 1962 yang bernama Senosorama. Sensorama dibuat untuk menghadirkan
pengalaman menonton sebuah film agar tampak nyata dengan melibatkan berbagai
indra dalam hal ini berupa indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
sentuhan. Setelah itu, virtual reality berkembang dari hari ke hari dan
tentunya semakin canggih.
Adapun perkembangan sejarah virtual reality bisa
digambarkan secara sederhana melalui grafik berikut:
Tahun 2000 keatas Virtual Reality mengalami perubahan lebih canggih seperti yang terlihat dibawah ini:
Perangkat dan Elemen Virtual Reality
Adapun untuk memunculkan sensasi nyata dari virtual
reality diperlukan perangkat pendukung. Perangkat yang digunakan untuk
mendukung teknologi virtual reality biasanya berupa helm, walker, headset, suit
dan sarung tangan (glove). Perangkat-perangkat tersebut bertujuan untuk
melibatkan sebanyak mungkin indra yang dimiliki manusia.
Ada 4 elemen penting dalam virtual reality yang saya
baca. Adapun 4 elemen tersebut adalah :
1.Virtual world, sebuah konten yang menciptakan
dunia virtual dalam bentuk screenplay maupun script
2.Immersion, sebuah sensasi yang membawa
pengguna teknologi virtual reality merasakan ada di sebuah lingkungan nyata
yang padahal fiktif. Immersion dibagi dalam 3 jenis, yakni:
o Mental immersion, membuat mental penggunanya merasa seperti
berada di dalam lingkungan nyata
o Physical immersion, membuat fisik penggunanya merasakan suasana
di sekitar lingkungan yang diciptakan oleh virtual reality tersebut
o Mentally immersed, memberikan sensasi kepada penggunanya untuk
larut dalam lingkungan yang dihasilkan virtual reality
3. Sensory feedback berfungsi untuk
menyampaikan informasi dari virtual world ke indera penggunanya. Elemen ini
mencakup visual (penglihatan), audio (pendengaran) dan sentuhan
4. Interactivity yang bertugas untuk
merespon aksi dari pengguna, sehingga pengguna dapat berinteraksi langsung
dalam medan fiktif atau virtual world
Sebuah teknologi dapat dikatakan sebagai virtual
reality jika sudah memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:
·
Tampilan gambar / grafis / visualisasi 3D tampak nyata dan sesuai dengan
perspektif dari penggunanya.
· Mampu mendeteksi semua gerakan dan respon dari pengguna, seperti gerakan
kepala atau bola mata pengguna. Ini dibutuhkan agar tampilan grafis dapat
sesuai dengan perubahan dunia 3D dari pengguna itu sendiri.
Tugas Softskill :
Bp. Arby Pramana
0 komentar:
Posting Komentar